Minggu, 11 Mei 2025

Ruang yang Tak Pernah Tenang

Tidakkah di dunia yang riuh ini tersisa sedikit saja ruang untuk ketenangan? Tempat di mana jiwa bisa bernapas legga tanpa dihantui rasa cemas yg tak berkesudahan?

Kedamaian yang dulu begitu sederhana kini terasa mewah. Terlalu sering deretan nomor tak dikenal menerobos masuk ke layar ponselku, menyisakan detak jantung yang tak karuan. Aku teringat saat pernah ditipu, pernah pula hampir dijebak dalam pusaran niat jahat yang tak kukenal asal usulnya. Semua itu menjelma menjadi ancaman yang menari2 di pelupuk mata, terlalu dekat, dan terlalu nyata.

Aku trauma. Aku takut. Takut… dan takut lagi. Ketakutan yg bukan sekadar kata, melainkan perasaan yang menjalar perlahan, merayap ke dalam pikiran, memeluk tubuhku dengan dingin yang tak bisa dijelaskan. Seakan2 semesta berkonspirasi menyuguhkan peristiwa demi peristiwa aneh, menggantungkan awan gelap di atas kepalaku, siap mencurahkan badai kapan saja.

Dan di tengah segala kejanggalan ini, sering kali aku termenung sendirian, menatap kosong ke langit-langit malam. Lalu muncul pertanyaan yang tak kunjung pergi. " Salahku apa? Apakah aku punya kesalahan besar kepada seseorang, yang mungkin tak pernah kusadari? Apakah ada luka yang tanpa sengaja kutorehkan hingga kini berbalas dengan cara seperti ini?"  Aku sungguh ingin tahu... agar jika bisa ditebus, akan kutebus.

Siapapun mereka, entah para pelaku, entah dalang yg menarik benang di balik layar, mereka telah melintasi batas2 etika dan rasa kemanusiaan. Ini bukan lagi sekadar gangguan. Ini perampasan hak atas rasa aman. Dan aku… aku benar2 merasa tidak nyaman, seolah berada di panggung sandiwara yang tak pernah kupilih untuk perankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumput hijau dikasihan

Di tengah lapangan sunyi, ia duduk dikelilingi warna hijau yang menenangkan ,warna yang diam2 selalu jadi tempat pulang bagi pikirannya yang...