Minggu, 22 Juni 2025

Rumput hijau dikasihan

Di tengah lapangan sunyi, ia duduk dikelilingi warna hijau yang menenangkan ,warna yang diam2 selalu jadi tempat pulang bagi pikirannya yang kusut.

Malam di Kasihan terasa lengang. Angin berbisik pelan, dan ia hanya menatap kosong ke langit tanpa bintang. Dalam sepi itu, kesendirian menjelma jadi ruang yang jujur, tempat ia bisa diam tanpa harus berpura2 baik2 saja.

"Mengapa dunia begitu tergesa, sementara aku masih tertatih mengejarnya?" batinnya lirih. Ia terlalu sering memikul beban yang bahkan bukan miliknya, hanya karena merasa harus kuat.

Lalu saat semuanya tak tertahan, ia menangis bukan karena lemah, tapi karena itulah satu-satunya bahasa yang bisa dimengerti oleh jiwanya sendiri.


1 komentar:

Rumput hijau dikasihan

Di tengah lapangan sunyi, ia duduk dikelilingi warna hijau yang menenangkan ,warna yang diam2 selalu jadi tempat pulang bagi pikirannya yang...